416 total views, 2 views today
LUBUKLINGGAU, KS
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Lubuklinggau, kemarin (Selasa, 22/9/2015) melakukan inspeksi mendadak (sidak) proyek perbaikan drainase di Kelurahan Simpang Periuk yang dinilai dikerjakan asal-asalan.
Para anggota Komisi III nampak marah dan kecewa melihat kondisi proyek tersebut. Sebab pembangunan yang dilakukan tidak menunjukkan perhatian terhadap kondisi pemukiman masyarakat. Parahnya lagi, pembangunan drainase itu menutup saluran pembuangan pemukiman warga.
Demikian dikatakan, Wakil Ketua II DPRD Lubuklinggau sekaligus Koordinator Komisi III bidang Pembangunan DPRD Kota Lubuklinggau, Suyitno Selasa, disela sela Sidak kemarin (22/9/2015)
Politisi PDI Perjuangan ini juga menegaskan, pihaknya telah berulang kali mengingatkan agar pembangunan drainase perkotaan jangan asal-asalan. Sudah seharusnya pembangunan itu memperhatikan kondisi lingkungan pemukiman. Namun kenyataannya pembangunan dilakukan asal-asalan.
“Beton lama yang tidak dibongkar menyebabkan penyempitan diameter, mereka langsung bangun saja. Jarak sumbu besi hanya tiga centimeter (cm) seharusnya 10 cm. Ini hanya ngejar proyek cepat selesai kualitas tidak diperhatikan,” cetusnya.
Komisi III mengaku tidak puas dengan pembangunan tersebut. Oleh sebab itu dewan akan memanggil pihak rekanan dan instansi terkait. Hal ini dilakukan karena bangunan yang dilakukan bukan bermanfaat bagi masyarakat tetapi menjadi bencana, karena saluran selokan pemukiman warga tertutup.
Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Lubuklinggau, Hendi Budiono, juga mendesak seluruh bangunan drainase tersebut dibongkar dan ditata ulang. Karena drainase yang dibangun menutup saluran pembuangan.
Hal ini terbukti, pemukiman warga RT 6 Kelurahan Simpang Periuk beberapa hari lalu kebanjiran akibat pembangunan drainase tersebut. “Ini memang belum ada kerugian negara karena proyek masih berjalan. Tapi dana pembangunan ini tidak sedikit , sayangnya bukan bermanfaat di masyarakat tetapi menimbulkan masalah baru,”tegasnya
Politisi Partai Bulan Bintang (PBB) yang notabene pendukung pemerintahan ini juga menyesalkan pembangunan tersebut, karena tidak sedikit dana yang digelontorkan namun kualitas pengerjaan tidak diperhatikan.
TEKS / FOTO : SRI PRADES
EDITOR : IMRON SUPRIYADI