202 total views, 2 views today

Ilustrasi
PALEMBANG – Sejumlah bank, kini menyediakan fasilitas kredit lunak untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), agar bisa meningkatkan usaha mereka. Sayangnya, di Sumsel masih banyak pelaku UMKM yang tidak memanfaatkan fasilitas tersebut.
Setidaknya itu ditunjukkan dengan data Bank Indonesia (BI) Wilayah VII. Kepala BI Wilayah VII, R Mirmansyah menyebut, tahun lalu total kredit yang terserap UMKM di Sumsel hanya Rp 18,94 triliun atau 5, 95 persen. “Namun sayangnya dalam keseharian, golongan usaha ini sering kali terpingirkan sehingga sulit berkembang,” katanya.
Guna meningkatkan perkembangan UMKM, kantor perwakilan BI Wilayah VII berusaha mengawal dan memfasilitasi terbentuknya Forum Tenaga Pendamping UMKM ini. “Sehingga adanya organisasi ini, bantuan teknis kepada UMKM diharapkan lebih terintegrasi,” cetusnya.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Minuman dan Hadyracf Sumsel, Salamah Sri Susanti men yebut, pendamping ini dibutuhkan untuk membantu UMKM mendapatkan bantuan permodalan, teknik produksi, packaging, ataupun bantuan teknis lainya. “Dengan adanya pendamping ini, UMKM kita harapkan semakin bisa berkembang dan bersaing,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumsel, Abdul Sobur menyebut keberadaan pendamping sangat penting untuk meningkatkan daya saing UMKM. Ia menilai selama ini, UMKM sering kesulitan untuk mendapatkan fasilitas kredit perbankan, dan menembus pasar. “Adanya pendamping, diharapkan produk-produk yang dihasilkan UMKM di Sumsel bisa berkualitas ekspor,” tukasnya.
TEKS : IMAM MAHFUZ
EDITOR : DICKY WAHYUDI