270 total views, 2 views today
Bukittinggi, KS– Ketika teman-temannya tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian akhir tahun pelajaran 2012-2013, namun Annisa, 14, pelajar kelas 2 SMP Negeri 6 Bukittinggi ini justru terbaring lemah karena tumor otak yang dideritanya.
Begitulah yang dihadapi Annisa, putri dari Nur Ainun, guru SMA Negeri 1 Bukittinggi. Meski anak sulung dari dua bersaudara itu sudah berobat ke berbagai rumah sakit, termasuk ke Rumah Sakit Dermais Jakarta, namun penyakitnya belum juga sembuh.
Di Rumah Sakit Dermais, Annisa ditangani dokter ahli bedah, Prof. Hendri Zulkifli Karahuba. Berdasarkan hasil scanning di rumah sakit itu, diketahui bahwa di otak Annisa terdapat sejenis tumor sebesar 15 sentimeter, dan terlihat hanya berupa cairan hidrosepalus.
Menurut Prof. Hendri, karena terdapatnya di otak, maka operasi sangat berisiko dan bisa berdampak pada kebutaan dan lumpuh total. Maka pengobatan alternatifnya adalah dengan herbal. Reaksi awal dari tumbuhnya tumor ini, mata kanan bengkak dan membesar tidak bisa melihat.
“Tidak hanya itu, daya ingat berkurang, dan hilangnya keseimbangan tubuh. Itulah yang dirasakan anak kami,”kata Nur Ainun, yang suaminya Izwar Tanjung, di kediamannya komplek perumahan SMA Negeri 1 Bukittinggi.
Annisa juga dibawa berobat ke Payakumbuh dengan cara hemapitis, tetapi kondisinya malah tambah parah. Akhirnya dibawa ke Padang dan diteruskan ke Jakarta. Setelah diketahui tumor di otak gadis ini, harapan satu-satunya pengobatan herbalis.
(padek.online)