
Ilustrasi
PAGARALAM – Saat ini memasuki musim kemarau, sumber mata air di sejumlah wilayah di Bumi Besemah mulai mengecil atau menyusut. Meskipun belum dapat dikatakan kering, tetapi hal itu mulai membuat sejumlah warga cemas dan cukup sulit untuk memperoleh air bersih.
Sebetulnya, masalah kekeringan pada musim kemarau sudah menjadi hal klasik atau biasa. Begitu pula kerap terjadi gempa bumi, anging kencang atau puting beliung, sedangkan di musim penghujan sering terjadi banjir bandang dan longsor.
Pantauan di lapangan, sejumlah warga mulai menguras hingga mendalami lobang sumur mereka. Adapula yang membuat bak-bak penampungan air untuk berjaga-jaga disaat menghadapi musim kemarau kali ini. Sebetulnya, secara keseluruhan wilayah
Pagaralam termasuk daerah yang memiliki air berlimpah. Namun di beberapa daerah seperti di Kampung Melati, Tebat Baru, Terminal Nendagung, Kecamatan Pagaralam Selatan dan Dusun Sukacinta Kecamatan Dempo Selatan mulai terasa kesulitan air.
Hengki (37) warga Tebat Baru Ilir mengemukakan bahwa di daerahnya mulai merasakan kekurangan air. Bahkan sebagian warga mulai menguras hingga mendalami sumur, agar pasokan air bersih dapat bertambah.
“Padahal sudah cukup dalam sumur-sumur milik warga yakni sekitar 8-10 meter, tetapi di saat musim kemarau airnya mulai menyusut,” terangnya, kwmrin (19/9) seraya berkata semoga musim kemarau kali ini tidak sampai membuat warga mengalami kesulitan air bersih yang begitu lama.
Warga lainnya, Darmanto (55) menuturkan, sumber air yang mengairi sawah di desanya mengalami penyusutan. Bahkan warga sudah ada yang berselisih paham hingga bertengkar karena berebut sumber mata air.
“Sejauh ini diwilayah kami mengalami kesulitan untuk mendapatkan air. Tak heran bila terjadinya perselisihan kecil yang menyangkut masalah pembagian mata air terutama untuk areal persawahan,” terangnya.
Sementara itu, Sugianto warga Perumnas Nendagung Pagaralam Selatan mengungkapkan, kalu dirinya menghemat air bersih untuk keperluan sehari-hari bersama keluarga.
“Ya, kami mulai membiasakan untuk mengumpulkan air di bak penampungan untuk persediaan musim kemarau yang mungkin akan panjang,” katanya
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Herawadi SSos menyikapi hal itu. Ia mengatakan, memang di tahun-tahun sebelumnya kerap terjadi kebakaran hutan di kala musim kemarau. Selain itu, dihimbau kepada warga untuk waspada ketika berada di jalanan mengingat hembusan angin sekarang ini dapat pula merobohkan pohon.
“Menghadapi musim kekeringan ini, marilah pergunakan air dengan sebaik-baiknya dan jangan sampai dihambur-hamburkan. Mengingat perubahan cuaca saat ini membuat kondisi alam yang tidak menentu. Namun, belum sampai pada tahap yang membahayakan dan belum terdengar ada korban,” katanya seraya berujar memang ada beberapa daerah yang ekstrim di Bumi Besemah ini, jika sedang musim kemarau kekeringan dan musim hujan sering kebanjiran.
TEKS : ANTONI STEFEN
EDITOR : RINALDI SYAHRIL